A. Siapakah
Luqmān?
Luqmān adalah hamba
Allah Swt. yang Sālih. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah
pilihan Allah Swt. Dia berkebangsaan Habsyi berasal dari Kota Sudan.
Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tubuhnya pendek, dia memiliki kekuatan dan
mendapat hikmah dari Allah Swt., sehingga nasihat yang disampaikan kepada
anaknya diabadikan dalam al-Qur’ān.
Luqmān adalah anak dari Bau’ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur
merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim a.s. Luqmān hidup selama 1.000
tahun. Ia menjadi guru Nabi Dāūd a.s. sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan
Luqmān pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga menggembala
domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim). Luqmān menikah dan
dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih
kecil. Semua itu ia terima dengan ikhlas, karena ia yakin dan sadar bahwa semua
yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt.
B. Luqmān
Banyak
Bersyukur
Penjelasan
tentang kisah Luqman yang banyak bersyukur terdapat pada Q.S. Luqman ayat 12.
1. Luqmān adalah seorang hamba Allah Swt. yang telah dianugerahi-Nya hikmah,
yaitu selalu bersyukur. Luqmān selalu bersyukur atas nikmat yang ia
peroleh.
2. Allah Swt. katakan bahwa “barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah Swt.), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”.
Syukur adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang
diberikan-Nya kepada kita. Seperti tubuh yang sempurna, dapat melihat,
mendengar, berbicara, berjalan, meraba dan merasa. Kita dapat makan dan minum,
memiliki tempat tinggal, pakaian, dapat belajar, serta memiliki iman Islam.
3. Allah Swt. telah menganugerahi Luqmān ketaatan beribadah
kepada Allah Swt., memiliki perasaan halus, akal pikiran, dan pengetahuan luas.
C. Nasehat Luqman Kepada Anaknya
1.
Jangan Musyrik
atau Menyekutukan Allah
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِا بْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ
لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah
kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Luqman : 13)
Musyrik atau Mempersekutukan artinya menyerupakan
sesuatu dengan Allah Swt. Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu
disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah. Menjadikan kayu
besar sebagai Tuhan lalu dipuja-puja dan disembah. Tidak ada yang menyamai
Allah Sebagai Pencipta alam.
Barangsiapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia
(Allah Swt.) maka orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar. ¨Zalim ialah
kejam, bengis, aniaya, dan tidak menaruh kasing sayang.
2.
Jangan Angkuh
dan Sombong
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى
الْاَرْضِ مَرَحًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia
(karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S. Luqman :
18)
Ciri-ciri sikap angkuh dan sombong menurut Q.S. Luqmān/31: 18 di
atas adalah:
• memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong),
• berjalan di muka bumi dengan angkuh, dan
• membanggakan diri sendiri.
3.
Hendaklah
Berbuat Kebajikan, misalnya :
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ
بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَۗ اِنَّ
ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah
(manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting. (Q.S. Luqman : 17)
Luqmān berseru: “Hai Anakku”.
Ø
Dirikanlah Salat wajib maupun
salat sunah. Salat adalah tiang agama (Islam). Barangsiapa yang menegakkan
salat berarti menegakkan agama, dan barangsiapa yang tidak menegakkan salat
berarti ia telah meruntuhkan agama.
Ø
Kerjakanlah sesuatu yang baik.
Misalnya :
Rajin beribadah dan berdo’a, Patuh Kepada Orangtua dan guru,
Bertutur kata santun, dsb.
Ø
Hindari perbuatan buruk (mungkar).
Misalnya:
syirik atau menyekutukan Allah Swt., membenci kedua orang tua, membenci
bapak dan ibu guru, berkelahi, mencuri, serta berkata kasar dan kotor.
Ø
Hendaklah selalu bersikap sabar,
yaitu sabar mengerjakan yang baik, dan sabar menghindari yang buruk.