MANUSIA
DAN HARAPAN
Makalah
Ilmu Budaya Dasar
Disusun
dan disampaikan pada saat mata kuliah
Oleh :
Sri
Setyawati 2021313010
Dwi
Arman Sugianto 2021313045
M.Sibromulasi
2021313046
Pendidikan
Agama Islam
Tarbiyah
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2013
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Pembatasan Masalah.
C.Rumusan Masalah.
BAB II MANUSIA DAN HARAPAN
A.Pengertian Harapan
B.Harapan Sebagai Fenomena Nasional
C.Kepercayaan
D.Manusia dan Harapan
E.Harapan Terakhir
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
B.Saran/ Rekomendasi
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan
pencipta alam semesta yang menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu
sempurna.Dan sungguh berkat limpahan rahmat dan hidayah NYA kami kelompok
sepuluh dapat menyelesaikan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar.Dan kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat,dan kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar kinerja
kami lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan
tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Pekalongan,
30 September 2013
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Harapan berasal dari kata
harap,yaitu keinginan supaya suatu terjadi atau sesuatu yang belum
terwujud.Harapan bukanlah sesuatu yang terucap dimulut saja tetapi juga berangkat
dari usaha.Harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu sesuatu yang
lebih baik,untuk meraih sesuatu yang lebih baik juga.Harapan dan rasa optimis
juga memberikan kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan.
B.Pembatasan Masalah.
Pembatasan masalah meliputi :
definisi harapan,harapan sebagai fenomena nasional,kepercayaan,manusia dan
harapan,nilai – nilai budaya sebagai tolak ukur dan harapan terakhir.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatassan
masalah diatas,kami menerangkan beberapa rumusan masalah yang diangkat antara
lain :
1.
Pengertian dan makna harapan.
2.
Harapan sebagai fenomena nasional.
3.
Kepercayaan.
4.
Manusia dan harapan.
5.
Harapan terakhir.
BAB II
MANUSIA DAN HARAPAN
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata
harap,artinya keinginan supaya sesuatu terjadi.Yang mempunyai harapan atau
keinginan itu hati.Putus harapan berarti putus asa.
Contoh
:
a).Budi
seorang mahasiswa universitas terbuka,Ia belajar rajin dengan harapan didalam ujian
semester memperoleh nilai A.1
Dari
contoh diatas terlihat apa yang diharapkan Budi ialah terjadinya buah
keinginan,karena itu Budi bekerja keras.Budi belajar tak kenal waktu dengan
satu keyakinan bahwa apa yang diharapkan akan terwujud.Untuk mewujudkan harapan
harus disertai dengan usaha.Meskipun sudah berusaha keras kadang – kadang
harapan itu belum tentu terwujud..Apakah Budi sudah pasti mendapat nilai A ?
belum tentu.Tuhanlah yang menentukan,manusia sekedar berusaha.
Harapan artinya keinginan yang belum
terwujud.Setiap orang mempunyai harapan.Tanpa harapan manusia tidak ada
artinya.Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak dapat diharapkan.
Dalam diri manusia ada
dorongan,yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.Dorongan kodrat itu
ialah menangis,tertawa,berpikir,bercinta,berkata,mempunyai keturunan,dsb.
Kebutuhan hidup adalah kebutuhan jasmani dan
rohani.Kebutuhan jasmani ialah pangan,sandang dan papan sedangkan kebutuhan
rohani meliputi kebahagiaan,kesejahteraan,kepuasan hiburan,dsb.
Sehubungan dengan kebutuhan
manusia,Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam,yang
merupakan lima harapan manusia ialah :
1.
Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
2.
Harapan untuk mendapatkan keamanan (safety)
3.
Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai
(beloving and love)
4.
Harapan memperoleh status atau untuk diterima/diakui lingkungan
5.
Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita–cita (self actualization)
B. Harapan Sebagai
Fenomena Nasional
Harapan dalam satu dan
lain hal bisa disebut sebagai fenomena yang universal sifatnya.Artinya
harapanadalah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun
juga.Ini berarti setiap manusia,tidak peduli latar belakangnya,mempunyai
keinginan untuk terpenuhinya segala harapan yang ada pada dirinya.Dan begitu
menggejalanya harapan tersebut sampai-sampai orang yang akan meninggalpun tetap
menaruh harapan-harapan tertentu,dengan meninggalkan pesan-pesan,baik secara
lisan atau melalui surat wasiat kepada ahli waris yang ditinggalkan.
Tentang keinginan dan kebutuhan
manusia sudah banyak ahlinya yang mengupasnya.Salah satu pendapatmengatakan
bahwa keinginan itu tidak lain merupakan bentuk lain dari kehendak manusia yang
begitu kuat. Tegasnya harapan yang sangat mendalam akan menimbulkan apa yang
disebut emosi.Itulah mengapa kadang-kadang harapan seseorang sekaligus bisa
mempengaruhi emosi yang bersangkutan.
Dan bukanlah satu hal yang
berlebihan kalau dikatakan bahwa kepribadian massa yang berbentuk dalam situasi
semacam itu sekaligus didorong oleh nalurinya.Dalam pandangan banyak ahli
psikologi,dorongan naluri semacam itu hanyalah salah satu dari dorongan naluri
yang bisa berkembang dalam diri setiap manusia.Diluar itu masih banyak lagi
dorongan naluri seperti : dorongan untuk mempertahankan hidup,dorongan
sex,dorongan untuk mencari makan,dorongan untuk bergaul dengan
sesamanya,dorongan untuk berbakti, dorongan untuk meniru,dan ada juga dorongan
untuk menikmati keindahan.
Mengutip pandangan A.F.C.Wallace
dalam bukunya culture and personality,Mas Aboe Dhari menegaskan bahwa kebutuhan
merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran
dari kehendak,harapan,keinginan,dan emosi seseorang.
C.KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal
dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.Kepercayaan
adalah hal-hal yangberhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran.Kepercayaan juga mengikat seseorang,sehingga dengan yakin melakukan
hal yang di percayainya tanpa ragu.Ada ucapan yang sering kita dengar :
1.Ia
tidak pecaya pada diri sendiri.
2.Bagaimanapun
juga kita harus percaya kepada pemerintah.
3.Kita
harus percaya akan nasihat-nasihat kiai karena nasihat-nasihat itu diambil dari
ajaran Alqur’an dan sebagainya.
Dengan contoh bebagai kalimat diatas
jelaslah bahwa dasarkepercayaan adalah kebenaran.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan
atas oarang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya.Yang
diselidiki bukan lagi masalah orang yang diberitahukan itu dapat dipercaya atau
tidak.Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaanya disebut kepercayaan.
Dalam beragama terdapat
kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan,artinya diberitahukan langsung
oleh Tuhan atau secara tidak langsung kepada manusia.Dalam hal beragama
tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu.Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.Keyakinan itulah yang harus dihormati,hak atas keyakinan
pribadi merupakan dasar dan penghargaan
diri dari semua orang seagama dengan dia,disebut toleransi.
Sebelum kita berbicara lebih jauh
alangkah baiknya kita mengetahui apa itu kebenaran.Menurut Poejawiyatna didalam
bukunya Filsafat Tingkah Laku,merupakan
cita-cita orang yang tahu.Tidak ada seseorang yang suka pada kekeliruan,itu
nyata dalam usaha ilmu untuk mencapai kebenaran.
Orang yang tahu sebenarnya
menyatakan sesuatu terhadap sesuatu.Oleh karena tahu akan sesuatu terhadap
sesuatu maka secara mental akan memunculkan keputusan.Karena putusan merupakan
hasil dari tahu akan sesuatu terhadap sesuatu maka haruslah diucapkan atau
diakatakan baik melalui lisan maupun tulisan ataupun dengan perantara.Mungkin
putusan itu hanya terpendam dalam hati saja(seperti halnya bahwa budi dan
kehendak ialah dasar kemanusiaan.Itulah sebabnya manusia selalu memilih tindakan
yang menurut keyakinannya baik dan benar).Kalau
putusan itu dikatakan maka pernyataan itu haruslah benar karena sebagai
alat komunikasi,putusan ini menunjuk maksud.
Persesuaian antara putusan dan
keyakinan disebut kebenaran etis.Kebenaran etis disebut juga kebenaran
subjektif dan kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif.
Berbagai
kepercayaan dan usaha meningkatkanya :
Didunia ini ada berbagai
kepercayaan,tetapi semua kepercayaan harus berdasar pada kebenaran dan sumber
kebenaran berasal dari manusia, sesuai dengan contoh-contoh diatas sehingga
dalam hal ini kepercayaan dapat dibedakan atas:
1.Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri perlu
ditanamkan pada setiap pribadi manusia karena pada hakikatnya percaya pada diri
sendiri adalah percaya pada Tuhan yang maha esa.Percaya pada diri sendiri
adalah menganggap diri tidak salah,dirinya mampu mengerjakan apa yang yang
diserahkan atau dipercayakan.Contoh :
·
Wibisana,adik
Rahwana berkhianat kepada kakaknya dan bergabung dengan musuh kakaknya yaitu
Rama karena ia percaya bahwa dirinya benar.Ia memihak kepada kebenaran dan
kakaknya dianggap dipihak yang salah.
2.Kepercayaan
kepada orang lain
Kepercayaan kepada orang lain bisa
berupa percaya kepada saudara,guru,orangtua atau siapa saja.Kepercayaan ini
sudah tentu karena percaya kepada kata hatinya.Adasebuah pepatah mengatakan
“orng itu dipercaya karena ucapannya”.Misal orang berjanji sesuatu itu
dipenuhi,meskipun janji itu tidak didengar orang lain.Contoh :
·
Nyi
Ratu kalinyamat bertapa telanjang hanya berkainkan rambut(tapa wudha sinjang
rikma),karena menginginkan kematian pangeran jipang,arya penangsang.Ia akan
berhenti bertapa,bila penangsang sudah terbunuh.Akhirnya arya penangsang dapat
dibunuh oleh suta wijaya(putra angkat sultan Pajang).
3.Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratisa
menurut buku Etika,Filsafat Tingkah Laku karya
Prof.I.R.Poejawiyatna,negara berasal dari Tuhan.Tuhan langsung memerintah dan
mmemimpin langsung bangsa manusia,semua pengemban kewibawaan,terutama pengemban
tertinggi yaitu raja langsung dikarunial kewibawaan oleh Tuhan.
Pandangan demokratis mengatakan
bahwa kedaulatan adalah dari rakyat ,(kewibawaan pun milik rakyat.Rakyat adalah
negara,rakyat itu menjelma pada negara.Satu-satunya realitas adalah negara).
Pandangan demokratis yang lain ialah tidak menyamakan
rakyat dengan negara,tetapi rakyat menjadi sumber kedaulatan sepenuhnya,pun
sumber kedaulatan dan segala
hak(J.J.Rousseau).Apa yang menjadi kehendak rakyat adalah hak itulah yang
disebut kedaulatan mutlak(republik).
4.Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha
kuasa itu amat penting,karena keberadaan manusia itu bukan ada dengan
sendirinya tetapi diciptakan oleh Tuhan.Kepercayaanitu amat penting karena merupakan
tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.Oleh karena itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan daripadanya manusia harus
percaya kepada Tuhan,sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.Pengukuhan
iman (Kepercayaan),bahwa adanya zat itu merupakan kebenaran
mutlak.Perwujudannya terdapat dalam ikrar yang lisan yang dibenarkan dengan
hati dan dan dilaksanakan dalam perbuatan(affirmation).
Berbagai usaha dilakukan manusia
untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya.Usaha itu antara lain :
·
Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita.
·
Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat (ambek paramartha).
·
Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia manusia dengan jalan suka
menolong,dermawan dan sebagainya.
·
Mengurangi
nafsu pengumpulan harta yang berlebihan.
·
Menekan
perasaan negatif seperti iri,dengki,fitnah dan sebagainya.
D. MANUSIA
DAN HARAPAN
Kita ingat akan ibarat
demikian,”manusia tanpa cita-cita ibarat sudah mati sebelum ajal”.Artinya orang
yang tidak suka atau tidak mempunyai cita-cita atau harapan itu tidak ubahnya
seperti orang mati.Jadi harapn itu sifatnya manusiawi,dimiliki oleh siapapun
dan dari golongan manapun.Bila ditinjau dari wujudnya dapat dikatakan tidak terhinngaa ,namun bila
dilihat dari tujuannya hanya ada satu ialah hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dalam hubungan dengan pendidikan
moral,untuk mewujudkan “harapan” itu sebagai berikut :
1.Harapan
seperti apa yang baik;
2.Bagaimana
caranya mencapai harapan itu;
3.Bagaimana
bila harapan itu tidak tercapai.
Sebab sering kita saksikan banyak
orang tua terlalu mengharapkan kepada anak-anaknya agar menjadi seseorang yang
memiliki jabatan atau pangkat yang tinggi.Menurut dugaannya bahwa
semua pangkat,jabatan yang tinggi mamapu mamberikan kebahagiaan.Padahal belum
tentu demikian.Bila kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya didunia
saja,namun di akhirat,maka sudah selayaknya “harapan ” untuk hidup bahagia
dikedua tempat itu sudah kita niati.
Orang yang hanya mengharapkan
niatnya hidup kaya cenderung mudah sekali terseret kejalan yang kurangbaik
.Tidak jarang lalu menghalalkan cara untuk mendapatkan kekayaan tersebut,tidak
perduli itu teman atau lawan yang terpenting harapannya tercapai.akhirnya bila
sudah kaya semata mata semuanya itu hanya untuk memuaskan kehendaknya,memuakan
hawa nafsunya.karena kepuasannya dilandasi dengan hawa nafsu maka selamanay
tidak akan puas.Dan akhirnya yang didapat bukanlah suatu kebahagiaan bila
harapannya tidak tercapai namun suatu yang selalu meresahkan hatinya karena
kehendaknya tidak terpenuhi.
Tetapi lain halnya dengan orang yang
menyadari sepnuhnya bahwa apa yang ada pada dirinya hanyalah titipan Tuhan,yang
penggunaannya pun harus sesuai dengan kehendak-Nya.Maka orang itu orang itu
tidak akan pernah risau banyak atau sedikit yang didapat maka ia akan
mengeluarkannya dengan ikhlas untuk kepentingan yang disenangi oleh Tuhan
seperti :membayar zakat,berkurban,membantu pembangunan masjid,memlihara anak
yatim dan sebagainya.Seandainya harapannya belum berhasil atau tercapai ia akan
tetap bersabar tanpa mengurangi usahanya, sebab ia yakin Tuhan tidak akan
mengubah nasibnya bila ia sendiri tak mau berusaha kearah perubahan itu.Bila harapannya
berhasil maka ia akan meningkatkan rasa syukurnya namun jika belum berhasil ia
akan tetap bersabar dan bertawakal.
Berharap hari esok lebih baik
daripada hari ini memang hak dan kewajiban kita.Namun kita harus selalu sadar
bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.Yang penting marilah kita
selalu ingat pesan Nabi Muhammad SAW : “Berusahalah untuk urusan duniamu seolah
olah kamu akan hidup selama-lamanya dan berusahalah untuk urusan akhiratmu
seolah olah kamu akan mati esok pagi.”2
2)Joko Widhagdo,Ilmu Budaya Dasar(Jakarta :Bumi aksara,2001)h.200
E.HARAPAN TERAKHIR
Menurut
aristoteles,hidup dan kehidupan ini berasal dari generatio spontanea,artinya
kehidupan itu terjadi dengan sendirinya.Ia belm sampai pada pemikiran bahwa
segala sesuatu yang ada dibumi dan jagad raya berasal dari Tuhan.Dalam hidup
didunia,manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan yang beragam.Untuk
menghadapi persoalan-persoalan hidup,manusia belajar dari manusia lain,baik
informal maupun formal agar kehidupnya dapat lebih sejahtera.
Manusia meiliki kebutuhan
jasmani,diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup yang bersifat
kebendaan,sedangkan kebetuhan rohani dicukupi dengan hal-hal yang sifatnya
rohani,khususnya keagamaan.Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar
kebutuhan yang bersifat duniawi saja,tetapi juga bersifat ukhrowi.Dengan
demikian orang harus memikirkan soal-soal yang bersifat dunia – akhirat.Semakin
tinggi kesadaran kehidupan beragama semakin yakinlah mereka bahwa semua manusia
akhirnya akan mati .
Pada bangsa primitif diyakini bahwa
kehidupan sesudah didunia masih memerlukan kebutuhan seperti dunia,karena itu
jenazah dilengkapi denga kebutuhan-kebutuhan.Dalam ajaran islam jenazah hanya
dibungkus dengan kain kafan dan diletakkan langsung ditanah agar secepatnya
kembali pada tanah,innalillahi wa inna
ilaihi rojiun.
Bagi orang atheis dengan pandangan
materialistis mereka tidak percaya akan adanya Tuhan.Mati bukan karena rohnya
kembali kepada Tuhan tetapi jantungnya berhehnti berdenyut,sebaliknya bagi
orang theis percaya kepada Tuhan dan meyakini bahwa seseorang yang meninggal
itu karena rohnya kembali kepada Tuhan.Mereka yakin bahwa kebahagiaan yang
diharapkan adalah kebahagiaan akhirat sehingga mereka yang makin tua dansadar
bahwa hidupnya tidak lama lagi memprsiapkan diri untuk menghadapi kematian yang
merupakan pintu memasuki dunia akhirat.
Dalam QS.Ali imron (3:185),Allah
berfirman ,”Setiap nafsin akan merasakan mati,...Jadi setiap individu akan
mengalami kematian.Dan karena setiap manusia memiliki keturunan maka setiap
manusia memberikan warisan dan berharap keturunannya menjadi lebih baik.Itulah
harapan terakhir manusia.
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
Manusia dan harapan itu
ibarat ruh didalam tubuh manusia,tanpa harapan atau cita – cita manusia
bagaikan mati sebelum ajal.Artinya semua manusia pasti mempunyai harapan,entah
itu diungkapkan atau tidak.Jadi harapan itu sifatnya manusiawi dan ada pada
setiap pribadi manusia.Intinya manusia dan harapan adalah satu ,tidak akan
terpisah.
B.SARAN
Dengan mempelajari ilmu
budaya dasar kita bisa mengetahui apa yang tidak pernah kita tahu pada pribadi
kita.Didalam ilmu budaya dasar kita mempelajari suatu bab tentang manusia dan
harapan,yang membahas tentang harapan,keyakinan dan sebagainya.Dari situlah
kita tahu bahwa manusia dan harapan adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dan
dengan mempelajari itu kita menjadi orang yang optimis.Maka dari itu
mempelajari ini adalah hal yang sangat penting.
DAFTAR BACAAN
Mustofa,Ahmad.Drs.H.1999.Ilmu Budaya Dasar.Bandung.Pustaka setia.
Widhagdo,Joko.2001.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta.Bumi Aksara.