(
Kajian Q.S Luqman : 17 - 19 )
Nama : Dwi Arman Sugianto
A.
Ayat dan artinya
Q.S.Luqman : 17 – 19
يبني اقم الصلوة وأمر
بالمعروف وانه عن المنكر واصبر غلى ما اصابك قلى ان ذلك من عزم الامور (17) ولا تصعر خدك للنا ولا تمش
فى الارض مرحا صلى ان الله لا يحب كلا مختال
فخور (18) واقصد في مشيك واغضض من
صوتك قلى ان انكر الاصوات لصوت
الحمير (19)
Artinya :
Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesunguhnya yang demikian itu termasuk hal – hal yang diwajibkan (oleh
Allah). (17 )
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia ( karena sombong) dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi dengan angkuh.Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong
lagi membanggakan diri. ( 18 )
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu.Sesungguhnya seburuk – buruk suara ialah suara keledai. ( 19 )
B.
Asbabun Nuzul
C.
Penjelasan Tafsir
1. Tafsir Al -
Azhar
(17) Hai anakku,
dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu(pangkal ayat 17).Inilah
empat modal hidup diberikan Luqman kepada anaknya dan dibawakan menjadi pula
bagi kita semua disampaikan Muhammad kepada umatnya.Untuk memperkuat pribadi
dan meneguhkan hubungan dengan Allah untuk memperdalam rasa syukur kepada Tuhan
atas ni’mat dan perlindungannya yang selalu kita terima,dirikanlah
sembahyang.Dengan sembahyang kita melatih lidah, hati dan seluruh anggota badan
selalu ingat kepada kepada Tuhan.Sudah jelaslah bahwa sembahyang berjama’ah
adalah 27 kali lipat pahalanya daripada sembahyang sendiri.Bahkan diantara Ulama’,
Imam Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa sembahyang wajib berjama’ah.Hikmahnya
ialah agar pribadi jangan lepas dari masyarakat.Maka apabila pribadi telah kuat
karena ibadah, terutama tiang agama, yaitu sembahyang, maka lakukan tugas
selanjutnya, yaitu berani menyuruhkan berbuat yang ma’ruf.Ma’ruf ialah
perbuatan baik yang diterima baik oleh masyarakat.Berusahalah engkau jadi
pelopor dari perbuatan yang ma’ruf itu.Orang yang telah teguh kokoh pribadinya
karena ibadah, terutama sholat, dia akan berani menyampaikan kebenaran kepada
sesamanya manusia, sekedar ilmu dan kesanggupan yang ada
padanya.Sekurang-kurangnya menyuruh anak dan istrinya mengerjakan
sholat.Sesudah itu hendaklah berani pula menegur mana perbuatan yang munkar
yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.Berani mengatakan yang benar walaupun
pahit.Apabila sudah berani menegur mana yang salah, mencegah yang munkar
haruslah diketahui bahwa ada orang yang tidak senang ditegur.Atau memperbaiki
masyarakat yang telah membeku dengan adat kebiasaan yang salah, jika ditegur
mereka marah!untuk itu mesti tabah, mesti sabar.Ingatlah bahwa sekalian Rosul
yang dikirim Allah memberi bimbingan kepada manusia, semuanya disakiti oleh
kaumnya, modala utama mereka adalah sabar.
“Sesungguhnya yang
demikian itu adalah termasuk yang sepenting penting pekerjaan.” (ujung ayat
17).Yakni kalau kita ingin jadi manusia yang berarti dalam pergaulan hidup di
dunia ini.Sembahyang peneguh pribadi amar ma’ruf nahi munkar dalam hubungan
dengan masyarakat dan sabar untuk mencapai apa yang dicita-citakan.Karena apa
jua pun lapangan hidup yang kita masuki, kalau kita tidak sabar, kita akan
patah ditengah jalan,
(18) “Dan janganlah engkau palingkan muka engkau dari
manusia.”(pangkal ayat 18).Ini adalah termasuk budi pekerti, sopan santun dan
akhlaq yang tertinggi.Yaitu kalau sedang bercakap berhadap-hadapan dengan
seseorang hadapkanlah muka engkau kepadanya.Menghadapkan muka adalah alamat
dari menghadapkan hati.Dengarkanlah dia bercakap, simakkan baik-baik.Kalau
engkau bercakap dengan seseoang, padahal mukamu engkau hadapkan ke jurusan
lain, akan tersinggunglah perasaannya.Dirinya tidak dihargai, perkataannya
tidak sempurna didengarkan.Dalam bersalam mula bertemu tengoklah matanya dengan
gembira.Hatinya akan besar dan silaturahmi akan teguh.Ibnu Abbas menjelaskan
tafsir ayat ini : “janganlah takabbur dan memandang hina hamba Allah, dan
jangan engkau palingkan muka engkau ketempat lain ketika bercakap dengan dia. ”Demikian
juga penafsiran dari Ikrimah, Mujahid, Yazid bin al-Asham dan Said bin Jubair.”Dan
janganlah berjalan di muka bumi dengan congkak.”Mengangkat diri, sombong, mentang-mentang kaya,
mentang-mentang gagah, mentang-mentang dianggap orang jago, mentang-mentang
berpangkat dsb.”Sesungguhnya Allah tidaklah menyukai tiap-tiap yang sombong
membanggakan diri.”(ujung ayat 18).Congkak, sombong, takabur, membanggakan
diri, semuanya itu menurut penyelidikan ilmu jiwa terbitnya ialah dari sebab
ada perasaan bahwa diri itu sebenarnya tidak begitu tinggi
harganya.Diangkat-angkat keatas, ditonjol-tonjolkan karena didalam lubuk jiwa
terasa bahwa diri itu memang rendah atau tidak kelihatan.Dia hendak meminta
perhatian orang.Sebab merasa tidak diperhatikan.Dikaji dari segi iman, nyatalah
bahwa iman orang itu masih cacat.
(19)”Dan sederhanakanlah dalam berjalan.”(pangkal ayat
19).Jangan cepat mendorong-dorong, takut kalau-kalau lekas payah.Jangan lambat
tertegun-tegun, sebab itu membawa malas dan membuang waktu di jalan ;
bersikaplah sederhana.” Dan lunakkanlah suara.”Jangan bersuara keras tidak
sepadan dengan yang hadir.Apatah lagi jiak bergaul dengan orang ramai ditempat
umum.Orang yang tidak tahu sopan santun lupa bahwa ditempat itu bukanlah berdua
dengan temannya itu saja yang duduk,lalu dia bersuara keras-keras.”Sesungguhnya
yang seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”(ujung ayat 19).Mujahid berkata :
“memang suara keledai itu jelek sekali.Maka orang yang bersuara keras,
menghardik-hardik, sampai seperti akan pecah kerongkongannya, suaranya jadi
terbalik menyerupai suara keledai, tidak enak didengar.Dan diapun tidak disukai
oleh Allah.”Sebab itu tidak ada salahnya jika orang bercakap yang lemah
lembut;dikeraskan hanyalah ketika dipakai hendak mengerahkan orang banyak
kepada suatu pekerjaan besar atau seumpanya komandan peperangan ketika
mengerahkan prajuritnya tampil ke medan perang.
2. Tafsir Al –
Maraghi
(17) “Hai anakku
dirikanlah sholat”, yakni kerjakanlah sholat dengan sempurna sesuai dengan cara
yang diridai.Karena didalam sholat itu terkandung rida Tuhan, sebab orang yang
mengerjakannya berarti menghadap da tunduk kepada-Nya.Dan didalam sholat
terkandung pula hikmat lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan
dari perbuatan keji dan mungkar.Maka apabila seseorang menunaikan hal itu
dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dan berserah diri kepada Tuhannya,
baik dalam keadaan suka maupun duka.Sesudah Luqman memerintahkan kepada anaknya
untuk menyempurnakan dirinya demi memenuhi hak Allah yang dibebankan kepada
dirinya, lalu dia memerintahkan kepada anaknya supaya menyempurnakan pula
terhadap orang lain.”Dan perintahkaalah oranglain supaya membersihkan dirinya”
sebatas kemampuan, maksudnya supaya jiwanya suci dan demi untuk mencapai
keberuntungan.”Dan cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhdap Allah”dan
mengerjakan larangan – larangan-Nya yang membinasakan pelakunya serta
menjerumuskannya kedalam azab neraka yang apinya menyala-nyala yaitu neraka
jahannam dan seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka jahannam.”Dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu dari orang lain,”karena kamu membela
jalan Allah, yaitu ketika kamu beramar ma’ruf nahi mungkar kepada
mereka.”Sesungguhnya hal itu telah kupesankan kepadamu, termasuk hal-hal yang
telah diwajibkan oleh Allah SWT atas hamba-hambanya tanpa ada pilihan lain.”Karena
didalam hal tersebut terkandung faedah yang besar dan manfa’at yang banyak di
dunia dan akhirat sebagaiman telah dijelaskan oelh nas-nas agama.Dan sesudah
Luqman mewasiati anaknya dengan berbagai hal kemudian ia mengingatkan anaknya
akan hal-hal lainnya, yaitu:
(18) “Janganlah kamu
memalingkan mukamu terhadap orang-orang yang kamu berbicara dengannya, karena
sombong dan meremehkannya.”Akan tetapi hadapilah dia dengan muka berseri-seri
dan gembira tanpa rasa sombong dan tingi diri.”Dan janganlah kamu berjalan di
muka dengan angkuh dan menyombongkan diri,” karena sesungguhnya hal itu adalah
cara jalan orang-orang yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar
melakukan kekejaman di muka bumi dan suka berbuat zalim terhadap orang lain.Akan
tetapi berjalanlah dengan sikap sederhana karena sesungguhnya cara jalan yang
demikian mencerminkan rasa rendah diri sehingga pelakunya akan sampai kepada
semua kebaikan.Kemudian Luqman menjelaskan ‘illat dari larangan itu,sebagaimana
firman Allah “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh yang merasa
kagum terhadap dirinya sendiri yang bersikap sombong terhadap orang lain.
(19) “Dan berjalanlah
dengan langkah yang sederhana,”yakni tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat, akan tetapi berjalanlah denga wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa
pamer menonjolkan sikap rendah diri atau sikap tawadhu’.”Kurangilah tingkat
kekerasan suaramu,”janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak diperlukan
sekali.Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang
melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengarnya serta lebih
gampang untuk dimengerti.Selanjutnya Luqman menjelaskan ‘illat larangannya itu
sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek
karena ia dikeraskan lebih daripada apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah
suara keledai.”Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan suaranya itu
berarti suaranya mirip suara keledai.Dalam hal ini ketinggian nada dan
kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah SWT.Didalam
ungkapan ini jelas menunjukkan nada celaka dan kecaman terhadap orang yang
mengeraskan suaranya, serta anjuran untuk membenci perbuatan tersebut.Hal ini
merupakan pendidikan dari Allah buat hamba-hamba-Nya supaya mereka tidak
mengeraskan suaranya dihadapan orang-orang karena meremehkan mereka.Dahulu
orang-orang arab membanggakan suara yang keras, maka siapa diantara mereka yang
memiliki suara yang paling keras maka ia adalah orang yang paling dihormati
kaumnya.
D.
Analisis Tafsir
Setelah membaca kedua tafsir yang saya tulis
diatas, saya menganalisa bahwasannya kedua tafsir menjelaskannya hal yang sama
yaitu pendidikan yang telah Luqman ajarkan kepada anaknya.
Dimulai dari ayat 17, Luqman mengajarkan kepada
anaknya agar ia tidak lupa untuk mendirikan sholat, menyuruh yang ma’ruf dan
mencegah yang mungkar serta menyuruh bersabar atas apapun yang
menimpanya.Kenapa Luqman mengajarkan hal tersebut ? karena didalam sholat
terdapat sesuatu yang bisa memperkuat pribadi kita dan meneguhkan hubungan
dengan Allah serta bisa memperdalam rasa syukur kita kepada Allah.Selain itu,
Sholat juga bisa melatih lidah, hati dan seluruh anggota badan untuk selalu
ingat kepada Allah.Selain menyuruh sholat Luqman juga menyuruhnya untuk
mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan juga Luqman
mengajarkan anaknya untuk bersikap sabar, karena memang begitulah perilaku
orang-orang yang dicintai Allah, mereka akan selalu menta’ati apa yang telah
diperintahkan oleh Allah.
Kemudian ayat yang ke 18, Luqman mengajarkan
kepada anaknya agar tidak memalingkan mukanya ketika orang lain berbicara
dengannya, kenapa demikian?karena hal itu merupakan sesuatu kesombongan dan itu
juga sikap meremehkan orang lain.Kemudian dilanjutkan dengan nasehat bahwa kita
tidak boleh berjalan di muka bumi ini dengan angkuh dan menyombongkan diri.Kedua
sifat tersebut merupakan sifat orang yang suka berbuat zalim dan kejam.Setelah
dianalisa, kedua sifat tersebut adalah termasuk sifat yang dibenci Allah.Makanya
Luqman menasehati anaknya demikian, sebagai pelajaran bagi kita bahwa jangan
sampai kita ini dibenci oleh Allah.
Nasehat yang terakhir dari Luqman yaitu pada ayat
yang 19, yaitu bahwasanya kita tidak diperbolehkan berjalan dengan terlalu
cepat ataupun terlalu lambat tetapi berjalanlah dengan sederhana karena itu
menunjukkan bahwa kita memilliki sifat rendah diri dan tidak suka pamer.Begitu
juga selanjutnya yaitu kita tidak diperbolehkan untuk berbicara terlalu keras
bila tidak diperlukan, tetapi seandainya diperlukan itupun jangan sampai
berlebihan karena seburuk-buruk suara itu adalah suara keledai.Jadi jika kita
bersuara keras tanpa adanya suatu hal maka kita diibaratkan seperti keledai
yang memiliki suara paling buruk.
E.
Kesimpulan
Bahwasanya
didalam Al-Qur’an itu berisi pendidikan dan juga hukum yang bisa dijadikan
pelajaran bagi kita semua, termasuk surat Luqman ayat 17 – 19 ini.Kalau kita
renung dan fikirkan 3 ayat diatas mengandung pendidikan yang disampaikan oleh
Allah melalui Luqman.Ayat-ayat ini mengandung dasar-dasar pendidikan bagi
seorang muslim.Dia dapat dijadikan sumber inspirasi mengatur pokok-pokok
pendidikan anak kaum muslimin.Dia membentuk pribadi agar berani menghadapi
hidup dengan berbagai persoalannya.Dan harus berani menyerukan yang ma’ruf dan
mencegah yang mungkar dan mesti tabah dan sabar.Dia juga mengajarkan adab sopan
santun dalam pergaulan sehari-hari.Dia juga mengajrkan kepada kita supaya
bertindak serba sederhana tidak kesusu dan tidak juga lamban, suara juga tidak
dikeraskan karena kalau pribadi sudah wibawa walaupun dengan kata-kata lunak
niscaya akan didengar orang juga.
F.
Daftar Pustaka
1.
As-Suyuthi, Jamaludin.1986. Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul.Jakarta:Darul
Ihya’.
2.
Hamka.2002.Tafsir Al-Azhar Juz XXI.Jakarta:Pustaka Panji Mas.
3.
Al Maraghi, Ahmad Mustafa.1992.Tafsir Al Maragi.Semarang:Karya Toha
Putra.