bulansabil.blogsotpot.com
Dalam bukunya Syekh Yusuf Qardhawi yang
berjudul " berinteraksi dengan Al-Qur'an" disampaikan bahwa cara
berinteraksi dengan Al-Qur'an itu secara berurutan sebagai berikut :
1. Tilawatil Qur'an
Pada tingkat ini, interaksi terhadap
Al-Qur'an hanya sekedar membaca atau melafadzkan ayat-ayat Al-Qur'an. jadi
tingkatan ini adalah awal mula untuk belajar Al-Qur'an. Awalan bagi kita untuk
mengenal Al-Qur'an. Meskipun begitu, tingkatan ini juga penting karena setiap
orang yang akan belajar Al-Qur'an harus melewati tingkat ini untuk memasuki
tingkatan berikutnya. Tanpa tahapan ini maka akan susah untuk mempelajari
Al-Qur'an.
Interaksi di tahap ini akan menentukan
tahapan-tahapan berikutnya. Karena kalau kita tidak bisa membaca, bagaimana
kita dapat menerjemahkan atau bahkan menafsirkan. So, jangan pernah meremehkan
tahap awal ini.
2. Qiroatul Qur'an
Pada tahap ini sudah mulai ada
pengingkatan dalam interaksi terhadap Qur’an. Selain membaca kita juga sudah
mulai berusaha untuk mengerti arti dan maksudnya. Kenapa harus demikian? Karena
al-Qur’an diturunkan di Negara Arab, otomatis bahasa Qur’an adalah bahasa arab.
Jadi ketika kita tidak berusaha untuk mengerti arti dan maksudnya maka kita
tidak bisa mengambil hikmah daripada diturunkannya al-Qur’an kepada kita.
Tingkatan ini merupakan awal bagi kita
untuk mempelajari isi dari al-Qur’an. Pada tingkat ini kita harus belajar
bahasa arab supaya bisa mengetahui arti dan maksud dari ayat per ayat yang ada
dalam al-Qur’an. Dan hal itu adalah penting bagi kita, karena al- Qur’an
merupakan pedoman bagi kita selaku umat islam. Kholifah Umar bin Khattab pernah
mengatakan, ”pelajarilah bahasa arab, karena itu merupakan bagian dari
agamamu”. So, saudaraku semua…walaupun hanya sedikit, marilah kita berusaha
pelajarilah bahasa arab agar kita dapat mempelajari al- Qur’an dan dapat
mengambil hikmah dari al- Qur’an.
3. Mengamalkan isi
Al-Qur'an
Tingkatan ini mungkin akan lebih susah
daripada tingkatan sebelumnya. Karena pada tahap ini kita diharapkan mampu
mengamalkan isi daripada al- Qur’an. Setelah pada tingkatan yang kedua tadi
kita berusaha untuk mengerti arti dan maksud dari isi al- Qur’an, maka pada
tingkatan inilah pengaplikasian dari tingkat sebelumnya.
Pengaplikasian atau pengamalan ini minimal
kita terapkan pada diri sendiri terlebih dahulu. Sehingga kita tidak disebut
”JARKONI” atau kepanjangannya ngajarke tapi ora nglakoni. Dalam bahasa
Indonesia, “mengajarkan tapi tidak melaksanakan”. Jangan sampai hal itu
terjadi, karena Allah sangat membenci hal itu, orang yang mengatakan tapi tidak
melakukan, seperti dijelaskan dalam Q.S. ash-Shaf (61) : 3. Maka, praktekkan
untuk diri sendiri terlebih dahulu baru kita sebar luaskan ke orang lain.
4. Mengajarkan /
Mendakwahkan isi Al-Qur'an
Nah, pada tingkat inilah interaksi
terhadap al- Qur’an mencapai tingkat tertinggi. Inilah yang dilakukan oleh para
Nabi dan Rasulullah, dan para ulama’ penerus para Rasul. Menyampaikan atau
mendakwahkan isi al- Qur’an merupakan tugas yang berat, karena kita
menyampaikan firman Allah. Pada zaman dahulu, Rasulullah menyampaikan al- Qur’an
dengan taruhan nyawanya. Harusnya kita bersyukur kepada Allah. Dengan
perjuangan Rasulullah yang sangat gigih, kita dapat mempelajari al- Qur’an
dengan lebih mudah, tidak sampai dikejar-kejar dan hendak dibunuh.
Maka dari itu marilah kita berusaha
menyampaikan atau mendakwahkan firman Allah ini walaupun hanya satu ayat,
“sampaikanlah walaupun satu ayat”. Insyaa Allah walaupun satu ayat akan
bermafaat bagi umat.
5. Sabar dalam
mengamalkan no. 1-4.
Yang terakhir, bersabarlah dalam
mengamalkan interaksi dari nomer 1 sampai 4. Karena Allah bersama orang-orang
yang sabar dan sesungguhnya bersabar itu lebih baik walaupun itu sangatlah
berat.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk
penulis dan untuk saudara-saudaraku semuanya. Aamiin.
Wallahu
a’lam bisshawab