bulansabil.blogsotpot.com
Oleh : Dwi Arman Sugianto
Di era modern seperti sekarang
ini teknologi informasi digital adalah suatu hal yang wajar. Kita bisa
memperoleh berbagai informasi digital dengan mudah. Dunia seakan berada di
genggaman kita. Kenapa demikian? Karena dengan adanya gadget ditangan, semua
bisa kita peroleh. Kita bisa melakukan segala sesuatu dimanapun kita berada. Segala
transaksi bisa dilakukan melalui gadget asalkan ada jaringan internet.
Tidak hanya anak muda, orang tua
bahkan anak kecil sudah mengenal yang namanya gadget. Di tahun 90-an anak-anak
masih senang bermain dengan teman-temannya. Berkumpul bersama, bersenda gurau
dengan khas anak-anak sehingga kelihatan ramai. Tapi, coba kita lihat anak-anak
zaman sekarang, jangankan bermain bersenda gurau, orang yang disebelahnya saja
terkadang tidak diperdulikan karena asyik dengan gadgetnya sendiri.
Sebagai makhluq yang hidup di era
digital, kita harus pandai dalam menggunakan teknologi. Harus mampu
mengendalikan diri sehingga tidak terjerumus, dan sifat kita sebagai makhluq
sosial tidak luntur karena teknologi. Karena, dengan mudahnya kita memperoleh
informasi digital, maka mudah pula orang lain menggunakan hal itu untuk sesuatu
yang negatif. Misal, adanya berita hoax, adanya penipuan, dan lain sebagainya.
Itu semua muncul akibat dari mudahnya informasi yang kita peroleh di era
sekarang ini.
Jikalau demikian yang terjadi,
maka zaman ini bukannya semakin maju tapi semakin terpuruk. Karena kemajuan
zaman bukan dijadikan ajang untuk berkreasi tetapi digunakan untuk hal-hal yang
negatif. Keadaan masyarakat di era digital ini sungguh
memprihatinkan. Pasalnya, kita melihat mereka seakan kehilangan semangat.
Semangat dalam beragama, dalam bersosialisasi dengan masyarakat, dan dalam
berbudaya. Misalnya, ketika seseorang sedang main gadget mereka lupa segalanya,
sholat ditinggalkan, diperintah orang tua malah membantah, orang disebelahnya
di cuekin, dan perilaku buruk yang lainnya.
Kecanggihan
teknologi telah melupakan sifat asli manusia sebagai makhluq sosial. Kita
melihat Mereka seakan-akan menjadi hamba dari teknologi. Terkadang hal buruk
lainnya yang terjadi adalah munculnya pikiran-pikiran negatif pada diri kita. Hal
itu terjadi karena mudahnya mendapatkan informasi. Sifat sosial pada diri kita
yang sudah mulai luntur. Semuanya dilakukan melalui dunia maya. Hal itu sedikit
demi sedikit menghilangkan kepribadian kita sebagai bangsa yang beragama,
berpancasila, dan bangsa yang berbudaya, yang selalu menjaga persatuan dan
kesatuan.
Melihat hal demikian
Ketua Umum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, Bapak Dr. Haedar Nashir, sebagaimana yang ditulis dalam
republica.co.id, berharap kepada seluruh keluarga
besar Muhammadiyah membangun teladan yang baik atau uswah hasanah. Menurut dia, era digital di satu sisi memang memiliki dampak
positif. Akan tetapi, jika tidak cerdas dalam menyikapinya maka akan mengalami peluruhan
atau pengurangan nilai sebagai bangsa yang beragama, berpancasila,dan sebagai
bangsa yang berbudaya. Haedar menjelaskan, di era digital ini terdapat banyak
isu, pemikiran, ujaran kebencian dan permusuhan, serta marak hoax. Karena itu,
keluarga Muhammadiyah harus menjadi uswatun hasanah. “Muhammadiyah harus
menjadi contoh sebagaimana nabi menampilkan uswah hasanah," ucapnya di
hadapan ratusan pimpinan organisasi Muhammadiyah se-Indonesia.
Agar
dapat menjadi uswah hasanah di era digital ini, maka kita harus membangun suatu
kecerdasan yang dapat membimbing kita, sehingga kita terhindar dari peluruhan
nilai sebagai bangsa beragama, berpancasila dan berbudaya. Kecerdasan yang seperti
itu juga harus ditanamkan pada setiap anak di generasi milenial ini. Kecerdasan
apakah itu ? itulah kecerdasan spitual.
Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan
mengerti dan memberikan makna spiritual atas kehidupan Anda. Dengan memiliki
kecerdasan spiritual yang baik, Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai
persoalan yang Anda alami. Kecerdasan spiritual juga membuat Anda menjadi orang
yang memiliki tekad, semangat, keyakinan, dan memiliki kepribadian yang positif
dan jujur.
Kecerdasan
yang seperti itu sangat dibutuhkan pada era sekarang ini. Kita dapat mengetahui
makna kehidupan kita. Dengan mengetahui makna dari kehidupan kita, maka hidup akan
selalu terarah, mempunyai tujuan, tidak terombang-ambing oleh keadaan apapun. Karena,
melalui kecerdasan ini kita akan lebih banyak belajar, sehingga kita memiliki
pegangan ataupun pedoman untuk kehidupan kita. Hidup kita pun menjadi lebih
semangat, lebih percaya diri dan optimis menghadapi zaman digital ini.
Maka dari
itu, penting sekali bagi kita membangun kecerdasan spiritual. Karena kita dapat
membentengi diri kita dari peluruhan nilai-nilai yang dikhawatirkan akan
terjadi di era digital ini. Bagaimana kita membangun kecerdasan spiritual ini ?
yaitu dengan bertaqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).
Seorang yang mendekatkan diri kepada Allah akan selalu merasa diawasi oleh-Nya.
Sehingga akan muncul rasa takut kepada Allah. Hati yang senantiasa takut kepada
Allah akan selalu berhati-hati, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Apabila itu
semua sudah tertanam dalam diri kita, maka menghadapi zaman digitalpun akan
tetap tenang. Ketika menerima informasi tidak ditelan mentah-mentah tetapi
diklarifikasi terlebih dahulu, karena kehati-hatianya. Ketika menggunakan
kecanggihan teknologi, tetap dalam koridornya, tidak sampai melupakan
sikap-sikap kita sebagai makhluq sosial. Ketika menghadapi masalah, dapat
menyelesaikannya dengan tenang. Yang terakhir, marilah kita tumbuh kembangkan
kecerdasan spiritual yang ada dalam diri kita sehingga kita menjadi insan yang
lebih baik dan semakin baik. Selalu dalam lindungan Allah dan selalu mendapat
ridho dari Allah. Selalu menjadi orang yang bermafaat, baik bagi diri sendiri
maupun orang lain. Aamiin.
Semoga
tulisan ini bermanfaat, kritik dan saran dibutuhkan. Wallahu a’lam
bisshawab.