bulansabil.blogsotpot.com
1. Mengenal Allah melalui al-Asma’ al-Husna
Nama-nama Allah yang baik ada 99,
tetapi pada kesempatan kali ini hanya 4 yang akan dibahas. Sudah menjadi
kebiasaan, apabila kita ingin mengenal atau mengetahui sesuatu yang pertama
ditanyakan adalah namanya. Demikian juga halnya Tuhan. Siapakah Tuhan kita ?
Allah pastinya.
Untuk mengenal Allah jawabannya
ada pada al-Asma’ al-Husna. Oleh karena
itu Allah ﷻ mewahyukan nama-Nya kepada manusia
melalui kitab suci al-Qur’an. Disana disebutkan ada 99 al-Asma’ al-Husna. Adapun
pelajaran al-Asma’ al-Husna pada kelas 5 (lima) ini dibatasi hanya 4 al-Asma’ al-Husna,
yaitu al-Mumiit, al-Hayyu, al-Qayyum, dan al-Ahad. Berikut uraiannya.
a.
Al-Mumiit (Yang Maha
Mematikan)
Allah ﷻ telah berfirman : “setiap yang bernyawa pasti mati”. Oleh
karena itu, kematian tidak dapat dihindari oleh manusia. kematian bukanlah
sesuatu yang ditakuti, tetapi Kematian adalah tangga menuju kebahagiaan abadi.
b.
Al-Hayyu (Yang Maha
Hidup)
Mengandung arti bahwa Allah hidup kekal selamanya dan
yang memberi hidup makhluq-Nya. Hidup atau mati ada didalam kekuasaannya. Contoh,
berapa banyak orang yang mengalami sakit berat tapi Allah masih berkehendak memberikan
kesempatan hidup. Sebaliknya sering kita melihat orang tidak sakit, dalam
kondisi sehat wal ‘afiyat, tiba-tiba saja terdengar sudah meninggal dunia. Penyebabnya
bermacam-macam, ada yang sakit jantung, tertabrak atau tabrakan, tenggelam,
tertembak dan sebagainya. Berdo’alah kepada Allah : “Ya Hayyu Ya Hayyu,
wahai Tuhan Yang Maha Hidup, Hidupilah kami dalam keselamatan dan kemanfaatan”.
c.
Al-Qayyum (Yang Maha
Berdiri / Mandiri)
Mengandung arti bahwa Allah itu berdiri sendiri untuk
selama-lamanya. Allah memberikan pendidikan kepada manusia supaya hidup tidak
bergantung kepada orang lain.
d.
Al-Ahad (Yang Maha
Esa)
Perhatikan al-Qur’an surah al-Ikhlas yang artinya : “katakanlah
(Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa.” Disebut juga dengan al-Wahid
artinya Yang Maha Tunggal atau Maha Esa, taka da sekutu bagi-Nya.
Mari menyanyi lagu berikut ini
Judul : Allah Maha Esa
Irama : lagu “nenek moyangku seorang pelaut”
Allah itu Esa
Tidak berayah
Allah itu Satu
Tidak
beribu
Yang menciptakan alam semesta
Dan tidak ada menyamai-Nya
NB : Nada lagu seperti video diatas
2. Aku ingin terpuji di hadapan Allah ﷻ
Apakah kamu ingin
terpuji dihadapan Allah ? anak yang sholih tentu akan menjawab “iya”. Mari kita
bersikap dan berperilaku dengan cara mengamalkan al-Asma’ al-Husna. Ø
al-Mumiit
Kematian bukanlah sesuatu
yang di takuti, akan tetapi Kematian adalah tangga menuju kebahagiaan abadi. Bila
kita ingin bahagia maka kita ikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Misal, rajin
sholat, rajin membaca al-Qur’an, rajin belajar serta patuh dan hormat kepada
orangtua dan guru. Kemudian jauhi larangan Allah, missal, mencuri, berkelahi
dan menyakiti orang lain. Selain itu biasakan berdo’a : Ya Allah Ya Mumiit,
wahai Tuhan yang mematikan, matikanlah kami dalam keadaan husnul khatimah
Ø
al-Hayyu
Bagaimana sikap dan perilaku kita
dalam hidup atau kehidupan, agar terpuji dihadapan Allah? Tugas manusia adalah
memelihara kehidupan dan mencari rezeki yang sudah disediakan oleh Allah,
seperti memlihara diri sendiri dengan cara makan dan minum secara teratur,
jangan berlebihan, dan selalu menjaga kebersihan agar tetap sehat. Sedangkan perilaku
membantu kelangsungan hidup oranglain, missal bersedekah dengan cara memberi
makan, minum, dan membantu kesehatan orang lain yang membutuhkan.
Ø
al-Qayyum
Hidup harus punya semangat mandiri
dalam segala situasi dan kondisi. Pada zaman dulu ada pepatah yang menyatakan :
“berdiri diatas kaki sendiri (berdikari)”. Bagi siswa kelas 5, bila di
rumah harus sudah melakukan sendiri hal tertentu. Missal, merapikan
tempat tidur, menyiapkan peralatan sekolah, mencari sendiri pakaian sekolah,
mengambil sendiri sarapan untuk berangkat sekolah, dan sebagainya. Berdoalah : “Ya
Allah Ya Qayyum, wahai Tuhan yang Maha Berdiri Sendiri/Mandiri, jadikanlah
hidup kami tidak bergantung kepada orang lain”.
Ø
al-Ahad
Yang Maha Tunggal atau Esa, yang
tetap menyendiri dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah mandiri tidak membutuhkan
yang lainnya. Sifat ini memberi pelajaran kepada kita agar selalu mandiri tidak
selalu bergantung kepada orang lain. Misal, mandi, berpakaian,
mengerjakan PR, menyusun dan merapikan buku pelajaran di rumah sekolah. Berdo’alah
: Ya Allah, Engkaulah Tuhan satu-satunya, tiada sekutu bagi-Mu. Engkau
tempat meminta, jadikanlah aku dapat hidup mandiri.”
Sumber :
- Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas V, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014