bulansabil.blogsotpot.com
Perintah tentang berpuasa ada dalam Q.S. Al-Baqarah : 183
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah : 183)
كُتِبَ berarti diwajibkan. wajib bagi orang-orang yang beriman berpuasa. Wajib artinya jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan berdosa.
A. Siapa yang Puasa di bulan Ramadhan akan disayang Allah swt.
Ikutilah percakapan dua orang yang berteman, Ali dan Feri berikut ini !
“Fer, saya melihat wajahmu kurang ceria hari ini, ada apa?” sapa Ali.
“Kamu kan tahu Ali, sekarang ini bulan Ramadhan, saya sedang berpuasa,“ jawabnya.
“Ooo, kamu sedang berpuasa, baguslah. Tetapi, kenapa kamu kelihatan begitu lemas?”.
“Ali, saya katakan kepadamu sejujurnya, tahun ini saya berniat untuk melaksanakan puasa penuh satu bulan”. Sebelumnya puasa
saya tidak pernah penuh satu bulan. “Biarlah
saya lapar dan kelihatan lemas, asal Allah Swt. sayang sama saya,” lanjut Feri.
“Niatmu bagus sekali Fer. Selama ini, saya juga melaksanakan puasa penuh satu bulan, karena saya berharap kasih sayang Allah Swt., timpal Ali”.
1. Mengapa Harus Berpuasa?
“Suatu waktu, Ali pernah bertanya dalam hati. Mengapa Tuhan menyuruh manusia berpuasa, tidak boleh makan dan minum sejak terbit fajar hingga tenggelam matahari“? Pertanyaan itu dapat terjawab setelah bapak gurunya memberi tahu di sekolah ketika pelajaran agama.
Ikutilah pelajaran berikut.
2. Puasa Hadiahnya “Takwa”
Di dalam Q.S. al-Baqarah/2: 183,
Allah Swt. telah menjanjikan bagi orang yang berpuasa dengan baik akan
mendapatkan predikat “takwa”. Apa yang di maksud dengan takwa? Takwa ialah
melakukan semua perintah Allah Swt. dan menghindari semua larangan-Nya.
Orang yang sungguh-sungguh bertakwa hidupnya tenteram dan bahagia,
kemudian di akhirat kelak akan memperoleh taman surga yang sangat indah
dan bahagia selama-lamanya. Berpuasa
yang baik, harus memahami dan mengikuti ketentuan-ketentuannya. Puasa
dalam bahasa Arab disebut Shaum atau Shiyam, artinya menahan diri dari
segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan berbicara
yang tidak bermanfaat. Sedangkan puasa menurut ajaran agama Islam
artinya menahan diri dari hal-hal
yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan
niat dan beberapa syarat. Apabila
ketentuan-ketentuan tersebut dapat dipenuhi, puasa seseorang dapat memberi
manfaat dan pasti memperoleh predikat takwa.
Pelajari dengan sungguh-sungguh ketentuan-ketentuan puasa berikut ini!
a. Syarat wajib puasa, artinya apabila syarat-syarat ini terdapat pada diri seseorang, maka orang tersebut wajib berpuasa, yaitu:
1) Berakal sehat. Orang gila/hilang akal tidak wajib berpuasa.
2) Balig atau dewasa. Anak-anak yang belum balig tidak wajib berpuasa.
3) Kuat berpuasa. Orang yang lemah fisik tidak wajib berpuasa. Misalnya lemah karena tua boleh tidak puasa tetapi menggantinya dengan fidyah. Demikian juga orang yang sedang sakit boleh tidak puasa tetapi wajib mengganti puasa dihari lain setelah sembuh. Apakah fidyah itu? Fidyah adalah denda sebagai ganti bagi orang yang tidak mampu melakukan puasa. Caranya adalah memberi makan setiap hari (sejumlah hari di mana orang yang bersangkutan tidak berpuasa) kepada orang yang fakir atau miskin. Banyaknya satu mud. Satu mud adalah ukuran berat 626 gram. Fidyah bisa berupa beras atau makanan pokok yang mengenyangkan.
b. Syarat sah puasa, artinya apabila syarat ini terdapat pada seseorang maka puasanya sah, yaitu sebagai berikut.
1) Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak sah berpuasa.
2) Berakal, orang yang tidak berakal (gila) atau orang yang dalam keadaan mabuk tidak sah berpuasa.
3) Mumayyiz/Tamyiz, yaitu cerdas dan dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
4) Suci dari haid bagi wanita. Orang yang haid tidak sah berpuasa. Adapun nifas adalah kondisi setelah seorang ibu melahirkan. Mereka juga tidak sah berpuasa.
5) Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa (bulan Ramadhan). Kita dilarang berpuasa pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Haji.
c. Rukun puasa ada 2 (dua).
Pertama, berniat, yaitu menyengaja puasa Ramadhan. Waktunya setelah matahari terbenam sampai sebelum terbit fajar Saddiq.
Kedua, menahan dari segala yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar Saddiq hingga terbenam matahari.
1. Hal yang Membatalkan Puasa
a) Makan atau minum dengan sengaja.
b) Muntah dengan sengaja
c) Datang bulan/haid atau melahirkan
d) Hilang akal/gila walaupun sebentar
e) Murtad (keluar dari agama Islam).
2. Hal-hal yang Merusak Pahala Puasa
Apabila seseorang sedang berpuasa, lalu melakukan perbuatan tercela maka rusak atau berkurang pahala ibadah puasanya. Contoh perbuatan tercela: adalah berdusta, menghina, menghasut, memfitnah, berkata kotor, berkelahi atau bertengkar, dan sebagainya. Apabila seseorang sedang berpuasa tetapi melakukan perkelahian, maka puasanya tetap sah namun tidak mendapatkan pahala.
sumber :
- Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas V, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014