Assalamu'alaikum...
Anak-anak kelas 5 yang saya cintai dan saya banggakan...
Semoga selalu sehat dan dalam lindungan Allah...
Tetap semangat belajar walaupun di rumah.
Setelah pekan yang lalu kita belajar tentang sikap jujur, dan sudah kita ketahui bersama bahwa orang yang jujur selalu di sayang oleh Allah swt. hari ini kita lanjutkan materinya yaitu tentang saling menghargai. agar menjadi anak yang sholih.
2. Indahnya Saling Menghargai
Semua manusia di dunia ini bermula dari Ādam a.s. Kemudian manusia berkembang, diantaranya adalah “kita”. Allah Swt. menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang putih, ada yang hitam, tinggi, rendah, berambut keriting, dan berambut lurus, semua tidak ada yang serupa. Demikian pula kehidupan manusia, ada yang kaya, dan ada yang miskin. Bangsa Indonesia misalnya, terdiri dari beragam suku, agama dan adat istiadat. Lalu, bagaimana kita hidup ditengah-tengah keberagaman itu? Tentu saja kita harus saling menghargai.
Sikap saling menghargai antara lain sebagai berikut.
a. Menghargai Pendirian Orang Lain
Di dalam agama Islam terdapat sedikit perbedaan dalam beribadah. Misalnya dalam ibadah salat subuh, ada yang melakukan doa qunūt dan ada yang tidak melakukannya. Semua itu tergantung pada pendirian masing-masing. Pendirian inilah yang harus kita hargai, karena semua ada tuntunannya. Yang terpenting adalah dilaksanakannya salat subuh sesuai dengan tuntunan Islam yang diyakininya. Mereka yang ber-qunut dan yang tidak ber-qunūt tetap saja sah salat Subuh-nya.
b. Menghargai Keyakinan Orang Lain
Ahmad bertempat tinggal satu lingkungan dengan Stevanus. Mereka juga belajar di sekolah yang sama. Ahmad beragama Islam, sedangkan Stevanus beragama Kristen. Dalam berteman mereka selalu rukun dan saling menghargai sekali pun berbeda agama.
Pada hari Minggu pagi mereka selalu bermain bola dengan teman-temannya yang lain. Namun pada suatu pagi Stevanus menghampiri Ahmad dan minta maaf karena tidak dapat bermain bersamanya. Ayah Stevanus mengajaknya pergi ke Gereja. Ahmad tidak mempersoalkannya, dan menghargai sikap Stevanus untuk pergi ke Gereja bersama ayahnya.
c. Menghargai Pendapat Orang Lain
Pada hari Selasa, siswa kelas lima belajar kelompok membahas tentang “Sikap anak terhadap orang tua, yaitu ayah dan ibu”. Siswa kelas lima dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok satu dipimpin oleh Ahmad, sedangkan anggotanya adalah Iwan, Habibi, Dino, Ira, Nisa, dan Ilham. Dalam belajar kelompok, masing-masing siswa mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya bersikap
terhadap orang tua. Sebagai contoh dalam belajar kelompok yang dipimpin oleh Ahmad, Nisa mengatakan: “Harus ikut membantu pekerjaan rumah”. Habibi mengatakan: “Tidak boleh keluar rumah tanpa seijin orang tua”. Dan Ilham mengatakan: “Di rumah tugasku hanya belajar saja’. Kemudian Iwan mengatakan: “Yang penting aku tidak boleh meninggalkan salat dan mengaji”. Ahmad sebagai pimpinan diskusi cukup bijaksana. Semua pendapat dihargai dan dihimpunnya secara tertulis. Kemudian ia mengajak teman-teman sekelompoknya merangkum berbagai pendapat tersebut.
semoga kita semua dapat melaksanakan perbuatan terpuji tersebut dan cita-cita menjadi anak sholeh dapat tercapai. aamiin. Untuk mewujudkan cita-cita menjadi anak sholih dan selalu melakukan perbuatan terpuji, kita harus belajar evaluasi diri atau muhasabah diri atau menilai diri sendiri sehingga dapat mengetahui keadaan diri kita kemudian menerapkannya pada orang lain. Maka sikap terpuji itu dapat kita lakukan setiap hari.
Ayo Berlatih !!!
1. Bagaimanakah sikap kita terhadap pendirian dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita ?
2. Bagaimanakah sikap kita dalam diskusi kelompok apabila muncul berbagai pendapat ?
3. Bagaimanakah caramu agar sikap terpuji tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari ?
kerjakan penilaian diri ini dengan jujur !
sumber :
- Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas V, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014