( Kajian Q.S Al – Alaq : 1 – 5 )
Oleh :Dwi Arman Sugianto
A.
Ayat dan artinya
Q.S.Al – Alaq : 1 – 5
Artinya:
اقرأ باسم ربّك الّذى خلق (1) خلق الإنسا ن من
علق (2) اقرأ وربّك الأ كرم (3) الّذى علّم با لقلم (4) علّم الإ نسا ن ما لم يعلم
(5)
1.
Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang Menciptakan.
2.
Dia telah mencipatakan
manusia dengan segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah,
4.
yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam,
5.
Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.
B.
Asbabun Nuzul
C.
Penjelasan Kitab Tafsir
1. Tafsir Al-Maroghi
1. Bacalah!
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
Dengan kekuasaan Allah,Tuhan yang menciptakan
engkau dan dengan KehendakNya, maka jadilah engkau orang yang dapat membaca
.Dia telah menjadikan kamu dari tidak tahu.Karena Nabi SAW dahulunya tidak
dapat membaca dan menulis.Lalu datang perintah, menyuruh beliau agar dapat
membaca, walaupun tidak dapat menulis.Karena beliau akan diberi kitab yang akan
dibacanya, walaupun dia tidak dapat menulis.
Ringkasnya, bahwa Tuhan yang mencipta dan
mengadakan alam ini adalah kuasa menjadikan kamu pandai membaca, walaupun kamu
tidak belajar lebih dahulu.Kemudian Allah menjelaskan cara mencipta manusia
dalam firmanNya:
2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bahwa
Tuhan yang mencipta manusia, yakni makhluq yang paling mulia diantara makhluq
seluruhnya, dari segumpal darah, yang memberi manusia kekuasaan untuk menguasai
segala apa yang ada di bumi,yang menjadikan manusia dapat memimpin dunia dengan
ilmunya dan yang menundukkan sesuatu untuk berkhidmat kepadanya adalah kuasa
untuk menjadikan manusia sempurna, seperti Nabi Muhammad SAW dapat membaca,
walaupun beliau tidak belajar membaca lebih dahulu.
Ringkasnya,
bahwa dzat yang kuasa memnciptakan segumpal darah menjadi manusia hidup dan
berpikir yang dapat menguasai seluruh makhluq bumi adalah kuasa pula menjadikan
Nabi Muhammad SAW bisa membaca sekalipun tidak pernah belajar membaca dan
menulis.
3. a.
Bacalah !
Laksanakan perintah membaca yang Aku
perintahkan itu !
Perintah membaca in diulang-ulang, karena
membaca hanya dapat dicapai oleh seseorang dengan mengulang-ulang dan
dibiasakan.Ulangan perintah ini untuk menggantikan kedudukan apa yang
dibaca.Dengan demikian membaca itu menjadi pembawaan Nabi Muhammad SAW.Dan
perhatikanlah firman Allah dalam Q.S.87:6.Artinya:
“Kami akan membacakan Al-Qur’an kepadamu,
Karena itu, engkau tidak akan lupa”.
Kemudian
Allah menghilangkan rintangan yang dikatakannya kepada Jibril, ketika ia
berkata: ”Bacalah”, yaitu beliau berkata: “aku tidak bisa membaca, artinya aku
buta huruf”. Lalu firmanNya:
b. Dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.
Tuhanmu
Maha pemurah terhdap setiap orang yang mengharapakan pemberian.Oleh karena itu niscaya
mudah bagi Allah melimpahkan keni’matan dapat membaca Al-Qur’an kepadamu.Kemudian
Allah hendak menambahkan lagi ketenangan yang merupakan pemberian baru ini
dalam firmannya:
4. Yang
mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam.
Tuhan yang Maha pemurah itu juga yang
menjadikan kalam sebagai sarana untuk memberikan saling pengertian diantara
manusia meski berjauhan,sebagaimana halnya memahamkan mereka dengan perantaraan
lisan.
Qalam adalah benda tak berjiwa dan tidak
mempunyai kekuatan untuk memberikan pengertian.Oleh karena itu apakah ada
kesulitan bagi Tuhan yang membuat benda mati lagi diam menjadi alat untuk
member pengertian dan penjelasan dan menjadikan kamu orang yang bisa membaca,
menjelaskan serta mengajar karena kamu telah menjadi manusia sempurna?
Tuhan melukiskan diri bahwa Dia menciptakan
manusia dari segumpal darah, mengajarnya dengan perantaraan qalam adalah untuk
menjelaskan tingkah laku manusia ini dan bahwa Dia menciptakannya dari benda
yang hina lalu jadi manusia yang sempurna, supaya dapat mengetahui hakikat
sesuatu.Kemudian Allah memperjelas hal ini dengan uraian-uraian tentang
berbagai ni’matNya, dalam firmanNya:
5. Yang
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Tuhan yang mengeluarkan perintahNya agar
Rosulullah SAW membaca adalah Tuhan yang mengajarkan kepada manusia seluruh
ilmu yang dapat digunakan mencapai
kesenangan dan membedakan dirinya dari hewan yang tadiya manusia tidak mengerti
apa-apa.Oleh karena itu apakah mengherankan sekiranya Tuhan mengajarkan
kepadamu membaca dan ilmu-ilmu yang banyak diluar membaca, padahal dirimu ada
pembawaan untuk itu?
Ayat ini menunjukkan adanya keutamaan
membaca,menulis dan pengetahuan.
Demi umurmu andaikata tidak terdapat qalam,
niscaya ilmu pengetahuan tidak terpelihara, tentara-tentara tidak dapat
dihitung,agama-agama akan hilang lenyap, genrasi kemudian tidak dapat mengenal
generasi terdahulu, baik ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan,maupun
keahlian-keahlian mereka,sejarah orang purba tidak akan tertulis,baik mereka
yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan dan ilmu mereka tidak akan
menjadi cahaya yang akan menjadi suluh bagi orang kemudian, membangun umat dan
menggalakkan penemuan-penemuan.
2.
Tafsir Al-Azhar
“bacalah!Dengan nama
Tuhanmu yang telah mencipta.”(ayat 1).Dalam suku pertama saja, yaitu “bacalah”,
telah terbuka kepentingan pertama didalam agama ini selanjutnya.Nabi SAW
disuruh membaca wahyu yang akan diturunkan kepada beliau itu diatas nama Allah,
Tuhan yang telah mencipta.Yaitu “Menciptakan manusia dari segumpal darah.”(ayat
2),perigkat kedua sesudah nutfah, yaitu segumapal air yang telah berpadu dari
mani si laki-laki dengan mani si perempuan, yang setelah 40 hai lamanya air itu
telah menjelma jadi segumpal darah, dan dari segumpal darah itu kelak akan
menjelma pula setela melalui 40 hari, menjadi segumpal
daging(mudghah).”Bacalah!Dan Tuhan engkau itu Maha mulia.”(ayat 3).Setelah
diayat pertama beliau disuruh membaca diatas nama Allah yang menciptakan insane
dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruhnya membaca diatas nama
Tuhan,sedang nama Tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah
Allah yang Maha mulia,Maha Dermawan, Maha kasih dan saying kepada
makhluqNya;”Dia yang mengajarkan dengan qalam.”(ayat 4).Itulah kemuliaan yang
tertinggi, yaitu diajarkanNya kepada manusia berbagai ilmu, dibukaNya berbagai
rahasia, diserahkanNya berbagai kunci untuk membuka perbandaharaan Allah, yaitu
dengan qalam.Dengan pena!disamping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan
pula bahwa dengan pena ilmu pengetahuan dapat dicatat.Pena adalah beku dan
kaku, tidak hidup namun yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang
dapat difahamkan oleh manusia ”Mengajari manusia apa yang dia tidak tahu.”(ayat
5).Lebih dahulu Allah ta’ala mengajar manusia menggunakan qalam sesudah dia
pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah
kepadanya, sehingga dapat pula dicatatnya ilmu yang baru didapatnya itu dengan
qalam yang telah ada dalam tangannya.Yang terpenting alat untuk menghubungkan
dirinya dengan manusia yang sekitarnya ialah kesanggupan berkata-kata dengan
lidah sebagai sambungan dari apa yang terasa dalam hatinya.Kemudian bertambah
juga kecerdasannya, maka diberikan pulalah kepandaian untuk menulis.Didalam
ayat yang mula turun ini telah jelas penilaian yang tertinggi kepada kepandaian
membaca dan menulis.ArRazi menguraikan dalam tafsirnya bahwa pada 2 ayat
pertama disuruh membaca diatas nama Tuhan yang telah mencipta adalah mengandung
qudrat, hikmat, ilmu dan rahmat.Semuanya adalah sifat Tuhan dan pada ayat yang
seterusnya seketika Tuhan menyatakan mencapai ilmu dengan qalam atau pena,
adalah suatu isyarat bahwa ada juga diantara hukum itu yang tertulis, yang
tidak dapat difahamkan kalau tidak didengarkan dengan seksama.Maka pada ayat
pertama memperlihatkan rahasia rububiyah, rahasia ketuhanan dan di tiga ayat
sesudahnya mengandung rahasia nubuwat, kenabian.Dan siapa Tuhan itu tidaklah
akan dikenal kalau bukan dengan perantaraan nubuwwat, dan nubuwwat itu
sendiripun tidaklah aka nada, kalau tidak dengan kehendak tuhan.
D.
Kajian Tafsir
Setelah membaca dari beberapa kitab tafsir kami berusaha
untuk menganalisa apa yang terkandung dalam tafsir tersebut.Mulai dari ayat
pertama, setiap tafsir menjelaskan bahwa Allah memerintahkan untuk membaca, artinya apa? Bahwa membaca itu adalah
suatu kewajiban bagi setiap orang.Membaca disini tidak hanya ayat-ayat yang
tertulis saja tetapi juga ayat-ayat yang tidak tertulis, seperti alam
ini.Mengapa Allah memerintahkan membaca pada permulaan turunnya wahyu? Karena
dengan membaca kita bisa membuka cakrawala dunia, kita bisa mengetahui apa saja
dari membaca, tanpa membaca kita akan buta, bukan buta matanya tetapi buta
karena tidak mengetahui apa-apa.Perintah Allah tidak hanya asal membaca, tetapi
membaca atas namaNya yang mencipatakan.Mengapa demikian? Karena jika kita
membaca bukan karena Allah maka tidak akan menghasilkan apa-apa tetapi jika
kita membaca karena Allah maka akan diperolehnya hasil yang diridhoinya yaitu
ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan umat manusia.
Kemudian ayat yang berikutnya,yaitu menjelaskan tentang
asal-usul manusia yang diciptakan Allah dari segumpal darah yang kemudian
dijadikan oleh Allah sebagai makhluq yang sempurna, yang memiliki kelebihan
dibandingkan dengan makhluq yang lain.Selain itu manusia diberi kewenangan
untuk menjadi kholifah di bumi ini, manusia disuruh mengatur, mengolah dan
menjaga bumi ini supaya tidak terjadi kerusakan.Oleh karena itu manusia tidak
boleh sombong, bila mengingat dari apa dia dicipta.
Ayat yang berikutnya, diperintahkan untuk membaca lagi,
maksudnya, ketika kita belajar itu tidak hanya sekali saja melainkan dilakukan
berulang-ulang supaya meningkatkan penguasaan terhadap apa yang kita
pelajari.Tidak hanya itu, jika kita membaca berulang kali atau kita belajar
berulang kali akan menjadi pembawaan kita sehingga kita terbiasa untuk membaca,
dengan demikian ilmu yang kita peroleh akan lebih banyak.Itu semua karena
kemuliaan Allah yang telah memberikan rahmat serta kasih sayang terhadap
makhluqnya, sehingga bisa mempelajari dan memperoleh ilmu yang banyak dan
bermanfaat bagi manusia.
Ayat yang berikutnya ahli tafsir menjelaskan, bahwa selain
diperintahkan membaca Allah juga mengajarkan manusia dengan qalam.Mengapa Allah
mengajarkan manusia dengan qalam? Karena tanpa qalam kita tidak akan mengetahui
apapun, secerdas apapun manusia tidak akan luput dari sifat lupa sehingga tanpa
kalam ilmu akan lenyap, makanya ketika zaman dahulu banyak penghafal Al-Qur’an
yang wafat, sahabat Umar R.A mengusulkan agar Al-Qur’an ditulis sehingga tidak
akan hilang lenyap dari bumi ini, karena Al-Qur’an turun tanpa tulisan.Betapa
besar kekuasan Allah yang telah mengajarkan manusia qalam sehingga ilmu itu
tidak hilang, meskipun qalam itu sesuatu yang tidak hidup tapi ia dapat
memahamkan manusia.Itulah kemuliaan tertinggi yang diberikan oleh Allah kepada
manusia, Allah mengajarkan berbagai ilmu, diserahkannya kunci untuk membuka
perbendaharaan Allah yaitu dengan qalam.
Setelah mengajarkan kepada manusia qalam, didalam ayat yang
kelima ini ahli tafsir menjelaskan bahwa Allah juga mengajarkan manusia apa-apa
yang tidak diketahui.Setelah manusia dapat mempergunakan kalam maka banyak ilmu
yang didapat olehnya, sehingga bertambah pula kecerdasan dan kepandaiannya.
Dengan demikian manusia mempunyai pengetahuan yang lebih dari sebelumnya.
Seperti yang terjadi pada Nabi Adam yang diajari oleh Allah berbagai
benda-benda yang berada di surga sehingga beliau mengetahui apa yang belum
pernah dilihatnya.Begitulah sifat-sifat Allah yang Maha mulia,Maha pemurah,
Maha pengasih dan Maha penyayang sehingga manusia dapat menerima berbagai ilmu
yang diajarkan oleh Allah.Itulah mengapa manusia diberikan kewajiban belajar
dan mengajar.
E.
Kesimpulan
1.
Umat manusia, apalagi umat
islam harus mengembangkan kemampuan baca tulis untuk mendalami seluruh ayat
Allah, baik qauliyah maupun kauniyah. Dengan mendalami dan mempelajari
ayat-ayat Allah itu kita akan mengetahui betapa besar kekuasaan Allah di dunia
ini, disamping itu dengan kita mendalami ayat-ayat Allah keimanan kita akan
bertambah dan menjadikan kita orang yang akan selalu mengingat Allah.
2.
Didalam membaca dan
mendalami ayat-ayat Allah harus dilakukan karena Allah(lillahi ta’ala) dan
hanya dengan memohon bantuanNya, supaya ilmu yang kita peroleh bermanfaat bagi
manusia.Selain itu jika kita mendalami ayat-ayat Allah tidak karena Allah itu
bisa saja menimbulkan kesombongan padahal dalam tafsir diceritakan bahwa kita manusia tercipta dari
segumpal darah, oleh karana itu kita tidak boleh sombong.
3.
Yang terakhir,membaca atau
meneliti ayat-ayat Allah itu tidak hanya dilakukan sekali saja melainkan harus
dilakukan berkali-kali, artinya secara terus-menerus,supaya terus-menerus pula
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, karena Allah memerintahkan kita untuk
belajar dan mengajar.Jika kita hanya membaca sekali saja, memang kita sudah
belajar tapi untuk mengajar kemungkinan sudah lupa.
F.
Daftar Pustaka
-
As-Suyuthi,Jalaludin.2009.
Lubaabunnuqul fii Asbaabinnuzuul.Depok:Gema Insani.
-
Al-Maraghi,Syekh Ahmad
Mustofa.1986.Tarjamah Tafsir AlMaroghi.Yogyakarta:Sumber Ilmu.
-
Hamka,Prof.Dr.2006.Tafsir
Al-Azhar.Jakarta:Pustaka Panji Mas.